Tiap peternak dan hobiis tentu ingin ayam Bangkok yang dimilikinya mempunyai tubuh yang sehat dan kuat. Tahan pukulan lawan, punya pukulan keras, lompatannya tinggi, dan beragam keunggulan lainnya.
Demi mendapatkan semua kesempurnaan itu, tak heran jika peternak dan hobiis melakukan berbagai latihan dengan metode-metode khusus. Seperti yang pernah kami sebutkan dalam beragam latihan di blog ini (baca disini) dan mungkin juga metode lainnya.
Namun, latihan-latihan yang diterapkan mungkin kelewat berat, sehingga tak jarang justru membuat tubuh ayam aduan berotot laiknya seorang binaragawan. Ayam laga yang mempunyai bentuk otot seperti ini sebenarnya bagaikan pisau bermata dua. Berbahaya!
Memang benar bila ayam laga yang berotot memiliki pukulan keras yang mampu robohkan lawan dalam sekali pukul - bila tepat sasaran. Selain itu, ayam berotot juga mempunyai tubuh tahan pukul yang tak gampang oleng dilibas lawan. Itu kelebihannya.
Kekurangannya? Ada. Otot berlebih itu membuat ayam Bangkok aduan bergerak lebih lamban. Ayam menjadi kaku, susah bergerak, dan jarang bisa melompat.
Alhasil, jika berada di tengah-tengah arena pertarungan, dalam kondisi kekuatan imbang, ayam berotot banyak yang lebih dikenal dengan ayam bantat akan lebih mudah terdesak - pasif, tak produktif, dan lebih cepat lelah. Akibat bentuk postur tubuhnya tidak mendukung untuk melakukan perlawanan. Bukan tidak mungkin ayam akan kalah.
Tidak mau terjadi kan? Lantas bagaimana mengatasinya?
Cara paling efektif untuk mengatasi badan ayam adu yang terlalu berotot adalah dengan berkipu (mandi pasir atau tanah halus). Secara alamiah, berkipu merupakan naluri ayam. Jadi, secara perlahan-lahan dan terus-menerus, otot ayam akan terkikis.
Hanya cukup sediakan tempatnya saja. Sepetak lahan diberi pasir halus. Kemudian kandangnya diberi tenggeran supaya ayam tiap malam bisa tidur disana. Untuk mencapai tenggeran pasti dengan melompat kan? Itu sudah latihan yang baik untuk ayam adu Bangkok.
No comments:
Post a Comment